Langkah-langkah patah mendayu tak
bertuju
Sabda-sabda sunyi mengaliri gelap tak
berarah
Pada harap yang hampir punah
Dibalik gerimis tipis
Kusematkan sebiji tasbih sebagai
rayuan
Bolehkah kumembangun sujud dan lagu
Di bawah rembulan bisu
Dalam debur doa, dan kalbu yang tak
lagi seutuh dulu
Dalam kepingan pilu dan luka-luka yang
menguras waktu
Kini enggan ku mengusik jejak
Setelah hati kian tandus
Mengering sebelum musim penghujan
beranjak
Jika diibaratkan ranting, aku telah
dulu patah sebelum kering
Rongga-rongga luka kian terbuka
Sebelum sempat kutemui penawarnya
Tapi kini kututup kembali
Sebab angin telah menenggelamkan
butir-butir mantra
Akhirnya aku mengerti
Bahwa menggenggam kata juga luka
Tak semudah berlayar di pipi doa
Menjelang sepertiga malam yang akhir
Kalbuku leluasa bercakap
Sekedar tawa-menawar dengan Tuhan
Membahas peristiwa setahun kedepan
Dan kini
Tidurku sudah berani meriwayatkan
mimpi
Menjelma doa-doa menyebut kembali
ayat-ayat cinta yang sempat tertunda
Cianjur,
Maret 2017
Tita
Herdila
Tidak ada komentar:
Posting Komentar