Minggu, 21 Mei 2017

Gerimis Tipis dan Sabda-Sabda Sunyi

Perjalanan digiring gerimis
Langkah-langkah patah mendayu tak bertuju
Sabda-sabda sunyi mengaliri gelap tak berarah
Pada harap yang hampir punah

Dibalik gerimis tipis
Kusematkan sebiji tasbih sebagai rayuan
Bolehkah kumembangun sujud dan lagu
Di bawah rembulan bisu
Dalam debur doa, dan kalbu yang tak lagi seutuh dulu
Dalam kepingan pilu dan luka-luka yang menguras waktu

Kini enggan ku mengusik jejak
Setelah hati kian tandus
Mengering sebelum musim penghujan beranjak

Jika diibaratkan ranting, aku telah dulu patah sebelum kering
Rongga-rongga luka kian terbuka
Sebelum sempat kutemui penawarnya
Tapi kini kututup kembali
Sebab angin telah menenggelamkan butir-butir mantra
Akhirnya aku mengerti
Bahwa menggenggam kata juga luka
Tak semudah berlayar di pipi doa

Menjelang sepertiga malam yang akhir
Kalbuku leluasa bercakap
Sekedar tawa-menawar dengan Tuhan
Membahas peristiwa setahun kedepan

Dan kini
Tidurku sudah berani meriwayatkan mimpi
Menjelma doa-doa menyebut kembali ayat-ayat cinta yang sempat tertunda


Cianjur, Maret 2017

Tita Herdila

Tidak ada komentar:

Posting Komentar